Kemungkaran

 [ Di Masjid | Di Tempat Jamuan | Di Jalanan | Di Pasar | Di Tempat Pemandian ]

Kemungkaran Di Jalanan 

Diantara kemunkaran-kemunkaran yang dibiasakan di jalan raya adalah:

1.     Meletakkan tiang-tiang

2.     Membangun tempat yang agak tinggi yang bersambung dengan rumah-rumah kepunyaan orang

3.     Menanam kayu-kayuan

4.     Mengeluarkan lubang-lubang dinding dan sayap-sayap rumah

5.     Meletakkan perkayuan dan alat pikulan biji-bijian dan makanan di atas jalan raya

Semua itu adalah perbuatan munkar jika membawa kepada penyempitan jalan dan gangguan kepada orang-orang lalu lintas. Kalau tidak menyebabkan gangguan karena luasnya, maka tidak dilarang.

6.     Mengikat hewan kendaraan diatas jalan dengan menyempitkan jalan dan menajiskan orang-orang yang melewatinya dalah perbuatan munkar yang wajib dilarang, kecuali sekedar keperluan naik turun atas hewan kendaraan itu.

7.     Penyembelihan tukang potong apabila ia menyembelih pada jalanan di depan pintu kedai. Dan mengotorkan jalan dengan darah. Itu adalah perbuatan munkar yang dilarang. Akan tetapi menjadi haknya jika tukang potong itu membuat tempat penyembelihannya dalam kedai.

8.     Membuang sampah di pinggir jalan dan memotong kulit ketimun atau menyiramkan air yang ditakuti akan terpeleset kaki orang yang berjalan dan menyebabkan ia terjatuh.

9.     Melepaskan air dari pancuran yang keluar dari dinding pada jalan yang sempit. Maka sesungguhnya itu menyempitkan jalan atau menajiskan kain. Maka tidak dilarang di jalan yang lapang.

10.  Membiarkan air hujan, lumpur atau saju pada jalan tanpa disapu. Ini adalah munkar. Akan tetapi tidak dikhususkan siapa yang mesti mengerjakannya. Kecuali jika salju, atau air itu datang dari tempat tertentu maka wajiblah pemiliknya untuk membersihkan. Jika air berasalahd ari air hujan, maka menjadi hisbah umum. Maka pihak penguasa mesti menyuruh orang banyak mengerjakannya.

11.  Memiliki anjing buas pada pintu rumahny yang menyakitkan orang banyak, maka wajib dilarang. Kalau tidak menyakitkan selain menajiskan jalanan dan mungkin dijaga dari kenajisan itu, niscaya tidak dilarang. Dan jika anjing itu membentangkan   kedua kaki depannya maka dilarang. Atau duduk yang menyempitkan jalan. Maka anjingnya lebih utama dilarang.