Kemungkaran

 [ Di Masjid | Di Tempat Jamuan | Di Jalanan | Di Pasar | Di Tempat Pemandian ]

Kemungkaran Di Tempat Jamuan

   
Diantara kemunkaran pada tempat perjamuan adalah:

1.     Tikar sutera untuk laki-laki. Itu adalah haram.

2.     Menguapkan kemenyan pada tempat yang terbuat dari emas dan perak

3.     Meminum air atau memakai air tawar pada bejana perak atau sesuatu yang kepalanya dari perak

4.     Menurunkan tabir dan pada tabir itu terdapat gambar-gambar.

5.     Mendengarkan rebab atau mendengar nyanyian wanita-wanita

6.     Berkumpul wanita di atas lapisan rumah untuk melihat laki-laki manakala ada dalam kalangan laki-laki itu pemuda yang ditakuti terjadinya fitnah dari mereka. Semua itu terlarang dan wajib menghilangkannya. Barangsiapa yang lemah maka ia harus keluar dari majelis perjamuan itu. Dan tidak boleh ia duduk.

7.     Gambar-gambar pada batal, eprmadani, baki, piring-piring makan, itu tidak munkar. Kadang-kadang kepala sebahagian tempat pembakaran kemenyan adalah dengan bentuk burung. Maka yang demikian itu haram. Wajib dipecahkan sekedar gambarnya saja

8.     Jika makanan itu haram, atau tempat itu barang yang dirampas, atau kain yang dibentangkan itu haram, maka itu termasuk kemunkaran yang berat.

9.     Kalau ada padanya orang yang suka meminum khamar seorang saja, maka tidakboleh datang. Karena tidak halal mendatangi majelis minuman khamar walaupun sedang tidak minum

10.  Tidak boleh duduk-duduk dengan orang fasiq, waktu ia sedang mengerjakan perbuatan fasiq. Adapun wajib memarahinya pada jalan Allah dan memutuskan perhubungan dengannya. Begitu juga kalau ada yang memakai sutera atau cincin emas maka itu adalah fasiq. Tidak boleh duduk bersamanya tapnpa perlu darurat.

11.  Ada di perjamuan itu orang pembuat bid’ah yang membicarakan mengenai bid’ahnya. Maka boleh datang orang yang sanggup menolaknya, dengan cita-cita ingin menolak. Kalau tidak sanggup maka tidak boleh datang. Kalau pembuat bid’ah tidak membicarakan kebid’ahannya maka boleh hadir serta melahirkan kebencian atasnya. Dan berpaling muka daripadanya.

12.  Jika terdapat pembuat tertawa dengan cerita dan macam-macam perganjilan maka kalau orang itu membuat tertawa dengan kekejian dan kedustaan niscaya tida boleh hadir. Dan ketika hadir wajib menantangnya. Kalau senda gurau itu tidak ada padanya kedustaan dan kekejian maka diperbolehkan (mubah) yakni sekedar sedikit daripadanya.

13.  Belebih-lebihan pada makanan dan bagunan. Itu adalah munkar. Karena itu membuang –buang harta dan berlebih-lebihan