Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

oleh Muhammad Husain Haekal

 [ Index | Bag. 1 | Bag. 2 | Bag. 3 ]

	BAGIAN KEDUAPULUH DELAPAN: TAHUN PERUTUSAN               (2/3)
	Muhammad Husain Haekal
 
	Untuk maksud itu Nabi lalu mengutus Ali b. Abi Talib  menyusul
	Abu Bakr, dan berkhotbah menyampaikan perintah Allah dan Rasul
	itu kepada orang ramai  waktu  musim  haji  di  Arafat.  Dalam
	menunaikan  tugasnya  Ali  dapat  menyusul  Abu  Bakr dan kaum
	Muslinmin yang berangkat bersama-sama pergi haji  itu.  Begitu
	Abu Bakr melihatnya ia bertanya:
 
	"Amir atau ma'mur?"2
 
	"Ma'mur,"3 jawab Ali.
 
	Kemudian  diceritakannya  maksud  kedatangannya itu, dan bahwa
	Nabi mengutus dia kepada  orang  banyak  karena  dia  termasuk
	keluarganya.
 
	Bilamana  orang  sudah  berkumpul di Mina melaksanakan upacara
	haji, Ali berdiri di samping  Abu  Huraira,  dan  diserukannya
	kepada orang banyak dengan membaca firman Allah ini:4
 
	"Suatu  pernyataan  pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya
	kepada  orang-orang  musyrik  yang  telah  kamu  ikat   dengan
	perjanjian  (1).  Oleh  karena  itu, bolehlah kamu berjalan di
	muka bumi ini selama empat bulan dan  ketahuilah,  bahwa  kamu
	tidak  akan dapat melemahkan Tuhan dan Tuhan akan mencampakkan
	kehinaan kepada orang-orang kafir (2). Dan ini sebuah Maklumat
	dari Allah dan Rasul kepada umat manusia pada Hari Haji Akbar5
	bahwa Allah dan Rasul lepas tangan dari  orang-orang  musyrik.
	Tetapi  kalau  mau bertaubat, itu lebih baik buat kamu. Tetapi
	kalau  kamu  mengelak  juga,  ketahuilah,  kamu  takkan  dapat
	melemahkan Tuhan. Beritahukanlah kepada orang-orang yang kafir
	itu akan adanya siksa yang pedih  (3).  Kecuali  mereka,  yang
	telah  kamu  adakan  perjanjian dengan orang-orang musyrik dan
	tiada pula mereka melanggar sesuatu dalam perjanjian itu,  dan
	mereka  tidak  membantu  seseorang  dalam  memusuhi kamu, maka
	penuhilah perjanjian itu dengan mereka sampai batas  waktunya.
	Allah  menyukai  orang-orang  yang  teguh dalam kebenaran (4).
	Apabila bulan-bulan suci sudah lalu, orang-orang  musyrik  itu
	boleh  diperangi  dimana  saja kamu jumpai mereka, tangkap dan
	kepunglah  mereka  dan  intailah  mereka  pada  setiap  tempat
	penjagaan.   Tetapi  apabila  mereka  sudah  bertaubat,  sudah
	menjalankan salat dan mengeluarkan  zakat,  biarkanlah  mereka
	bebas   berjalan.   Sesungguhnya   Allah  Maha  Pengampun  dan
	Penyayang (5). Dan apabila ada seseorang  dari  pihak  musryik
	itu  meminta  perlindungan  (suaka)  kepadamu,  lindungilah ia
	supaya sempat ia mendengar Firman Allah, kemudian  antarkanlah
	ia  ke tempat vang aman. Demikianlah, sebab mereka orang-orang
	yang tidak mengetahui (6). Bagaimana mungkin di hadapan  Allah
	dan  RasulNya  akan  ada  suatu  perjanjian dengan orang-orang
	musyrik; kecuali yang  telah  kamu  adakan  perjanjian  dengan
	mereka  di  dekat  Masjid'l-Haram.  Maka selama mereka berlaku
	lurus kepada kamu, hendaklah kamu berlaku  lurus  juga  kepada
	mereka;  sebab  Allah  menyukai  orang-orang  yang teguh dalam
	kebenaran (7).  Bagaimana  mungkin  (ada  perjanjian  demikian
	itu),  padahal  bilamana  mereka  dapat menguasai kamu, mereka
	tidak akan menghormat kamu, baik dalam tali  kekeluargaan  mau
	pun  dalam  perjanjian.  Mereka menyenangkan kamu dengan mulut
	(manis) tapi hati mereka sebaliknya. Dan kebanyakan mereka itu
	orang-orang  fasik  (8).  Ayat-ayat  Tuhan  mereka jual dengan
	harga murah dan mereka mau menghalangi orang dari jalan Allah.
	Memang  buruk  sekali  perbuatan  mereka itu (9). Mereka tidak
	lagi menghormati orang beriman, baik  dalam  kekeluargaan  mau
	pun dalam perjanjian. Mereka itulah orang-orang yang melanggar
	batas (10). Akan tetapi  bila  mereka  bertaubat,  menjalankan
	sembahyang   dan   mengeluarkan   zakat,   maka   mereka   itu
	saudara-saudaramu seagama. Ayat-ayat itu Kami  uraikan  kepada
	mereka  yang  mau  mengerti (11). Tetapi bilamana mereka sudah
	melanggar sumpah mereka sendiri sesudah perjanjian mereka itu,
	dan mereka memaki agamamu, maka perangilah pemuka-pemuka orang
	kafir itu - mereka orang-orang yang tak dapat menahan  diri  (
	12).  Kamu  tidak  mau  melawan  golongan yang telah melanggar
	sumpahnya sendiri, padahal  mereka  sudah  berkonmplot  hendak
	mengusir  Rasul,  dan  mereka  itulah  yang pertama kali mulai
	memerangi kamu. Takutkah kamu  kepada  mereka?  Padahal  Allah
	yang  harus  lebih  ditakuti,  kalau  kamu orang-orang beriman
	(13). Lawanlah mereka itu! Tuhan akan menyiksa mereka  melalui
	tangan  kamu, Allah akan menista mereka dan akan menolong kamu
	melawan mereka, akan melegakan hati orang-orang beriman  (14).
	Tuhan  akan  menghapuskan kemarahan hati mereka, akan menerima
	taubat siapa saja yang dikehendakiNya. Allah Maha  Mengetahui,
	Maha  Bijaksana  (  15).  Adakah kamu mengira, bahwa kamu akan
	dibiarkan begitu saja, padahal Allah  belum  membuktikan  kamu
	yang  benar  berjuang  dan  tiada pula mengambil sebagai teman
	akrabnya, selain Allah, Rasul dan orang-orang  beriman.  Allah
	Maha   Mengetahui   apa   yang  kamu  perbuat  (16).  Bukanlah
	orang-orang musyrik itu yang  akan  memeriahkan  mesjid-mesjid
	Allah,  karena mereka sudah mengakui sendiri kekufuran mereka.
	Perbuatan mereka itu rendah  sekali,  dan  mereka  akan  kekal
	dalam   api   neraka   (17).   Tetapi  yang  akan  memeriahkan
	mesjid-mesjid Allah ialah  orang  yang  sudah  beriman  kepada
	Allah  dan  hari  kemudian,  serta  menjalankan sembahyang dan
	mengeluarkan zakat dan tidak takut  kepada  siapa  pun  selain
	kepada  Allah.  Mereka  inilah  yang  diharapkan akan mendapat
	petunjuk  (18).  Pemberian  minuman  kepada  jemaah  haji  dan
	mengurus  Mesjid  Suci  adakah  kamu samakan dengan orang yang
	beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjuang di jalan
	Allah?  Dalam  pandangan  Tuhan mereka tidak sama. Allah tidak
	memberi  petunjuk  kepada  orang-orang  yang  bersalah   (19).
	Orang-orang yang beriman, yang berhijrah dan berjuang di jalan
	Allah dengan harta dan jiwaraga mereka dalam  pandangan  Allah
	lebih  tinggi  derajatnya;  dan mereka itulah orang-orang yang
	mendapat kemenangan  (20).  Tuhan  memberikan  berita  gembira
	kepada  mereka  dengan  rahmat, keridaan dan surga daripadaNya
	buat mereka. Disana tempat kesenangan abadi (21). Mereka kekal
	selalu   disana.  Pahala  yang  besar  ada  pada  Tuhan  (22).
	Orang-orang beriman! Janganlah kamu menjadikan  bapa-bapa  dan
	saudara-saudaramu  itu  sebagai  wakil-wakil kamu kalau mereka
	lebih mengutamakan kekufuran daripada  iman;  dan  barangsiapa
	mengambil mereka menjadi wakil, mereka itulah orang-orang yang
	aniaya (23). Ya, katakanlah: Kalau bapa-bapa  kamu,  anak-anak
	kamu,  saudara-saudara  dan  isteri-isteri kamu serta keluarga
	kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang  kamu
	kuatirkan  akan  menjadi rugi, tempat-tempat tinggal yang kamu
	senangi, semua  itu  lebih  kamu  cintai  daripada  Allah  dan
	RasulNya   serta   daripada  berjuang  di  jalan  Allah,  maka
	tunggulah  sampai  Allah  memberikan  keputusan.  Allah  tidak
	memberikan  bimbingan  kepada  orang-orang  fasik  (24). Allah
	telah menolong kamu pada beberapa tempat  dan  pada  Peristiwa
	Hunain,  tatkala  kamu merasa bangga sekali karena jumlah kamu
	yang besar. Tetapi ternyata jumlah yang besar itu sedikit  pun
	tidak  menolong kamu, dan bumi yang seluas ini pun terasa amat
	sempit olehmu, lalu kamu berbalik  mundur  (25).  Sesudah  itu
	Tuhan  menurunkan  perasaan  tenang  kedalam  hati  Rasul  dan
	orang-orang beriman serta diturunkanNya pula balatentara  yang
	tidak  kamu  lihat,  dan  disiksaNya orang-orang kafir itu dan
	memang itulah balasan buat orang-orang kafir (16). Sesudah itu
	kemudian    Allah    menerima    taubat    barangsiapa    yang
	dikehendakiNya.  Allah  Maha  Pengampun  dan  Penyayang  (27).
	Orang-orang  beriman! Ingatlah, orang-orang musyrik itu kotor.
	Sebab itu. sesudah ini, janganlah mereka memasuki Mesjid Suci,
	dan  kalau  kamu kuatir akan menjadi miskin, maka Tuhan dengan
	karuniaNya  akan  memberikan  kekayaan   kepada   kamu.   Jika
	dikehendaki,  sesungguhnya Tuhan Maha Tahu dan Bijaksana (28).
	Perangilah orang-orang yang tidak  beriman  kepada  Allah  dan
	Hari Kemudian dan tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan
	oleh Allah dan RasulNya, dan tidak pula beragama menurut agama
	yang  benar.yaitu  orang-orang  yang  sudah mendapat Al-Kitab,
	sampai mereka membayar jizya dengan patuh dalam keadaan tunduk
	(29). Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu putera Allah, dan
	orang-orang  Nasrani  berkata:  'Almasih  itu  putera  Allah,.
	Demikianlah  kata-kata  mereka,  menurut  mulut mereka. Mereka
	meniru-niru  perkataan  orang-orang  kafir  masa  dulu.  Tuhan
	mengutuk  mereka.  Bagaimana  mereka sampai dipalingkan? (30).
	Mereka  menjadikan  pendeta-pendeta  dan  rahib-rahib   mereka
	sebagai  tuhan  selain Allah, dan al-Masih putera Mariam (juga
	mereka pertuhan), padahal mereka diperintahkan hanya menyembah
	Tuhan  Yang  Maha Esa. Tiada tuhan selain Dia. Maha Suci Allah
	dari apa yang mereka  persekutukan  (31).  Mereka  berkehendak
	memadamkan  Nur  ilahi  dengan  mulut  mereka. Tetapi kehendak
	Tuhan  hanya  akan  menyelesaikan  pancaran   cahayaNya   itu,
	meskipun  tidak  disukai  orang-orang  kafir (32). Dialah Yang
	telah mengutus RasulNya dengan  membawa  Petunjuk  Qur'an  dan
	agama  yang  benar  untuk  dimenangkanNya  atas  semua  agama,
	meskipun  tidak  disukai  oleh   orang-orang   musyrik   (33).
	Orang-orang   beriman!   Banyak   sekali   para   pendeta  dan
	rahib-rahib memakan harta orang dengan jalan  yang  batil  dan
	mereka  merintangi  orang  dari  jalan  Allah. Dan mereka yang
	menimbun emas dan perak  dan  tidak  menafkahkannya  di  jalan
	Allah,  beritahukanlah  kepada  mereka adanya siksa yang pedih
	(34). Tatkala semuanya  dipanaskan  dalam  api  jahanam,  lalu
	dengan  itu  dahi  mereka,  lambung mereka dan punggung mereka
	dibakar. Inilah harta-bendamu yang kamu  timbun  untuk  dirimu
	sendiri.  Sebab  itu,  rasakan  sekarang  akibat apa yang kamu
	timbun itu (35). Sebenarnya  bilangan  bulan  dalam  pandangan
	Tuhan  ialah duabelas bulan. Demikian ditentukan Allah tatkala
	Ia menciptakan langit dan bumi, diantaranya  ada  empat  bulan
	suci.  Itulah  ketentuan  agama  yang  lurus.  Oleh karena itu
	janganlah kamu menganiaya diri  kamu  dalam  bulan-bulan  itu.
	Lawanlah  orang-orang  musyrik  itu semua, seperti mereka juga
	memerangi kamu semua. Ketahuilah,  Allah  beserta  orang-orang
	yang teguh bertakwa (36).(Qur'an, 9: 1-36)
 
	Ketika  itu  Ali  berdiri  di  tengah-tengah orang yang sedang
	menunaikan upacara haji di Mina.  Dibacakannya  kepada  mereka
	itu  ayat-ayat Surah At-Taubah, yang di sini saya kutip secara
	keseluruhan, dengan maksud seperti yang  akan  saya  terangkan
	kemudian.   Selesai  membaca  ia  berhenti  sejenak,  kemudian
	serunya lagi kepada orang ramai itu:

	"Saudara-saudara! Orang kafir tidak akan masuk surga.  Sesudah
	tahun  ini  orang  musyrik  tidak  boleh lagi naik haji, tidak
	boleh lagi bertawaf di Ka'bah  dengan  telanjang.  Barangsiapa
	terikat  oleh  suatu  perjanjian dengan Rasulullah s.a.w. maka
	itu tetap berlaku sampai pada waktunya."
 
	Ali menyampaikan keempat perintah itu di  tengah-tengah  orang
	ramai,  kemudian  sesudah itu kepada mereka diberi waktu empat
	bulan supaya  masing-masing  golongan  itu  sempat  pulang  ke
	daerah  dan  negeri  masing-masing.  Sejak  itu  tiada seorang
	musyrik lagi mengerjakan  haji,  tiada  lagi  orang  telanjang
	bertawaf  di Ka'bah. Juga sejak itulah dasar tempat berdirinya
	suatu negara Islam diletakkan.
 
	Karena dasar ini pulalah maka disini saya kutip  bagian-bagian
	permulaan  Surah  At-Taubah  itu  secara  keseluruhan.  Dengan
	hasrat supaya dasar itu diketahui oleh semua orang  Arab.  Ali
	bukan  saja  membacakan ayat-ayat Bara'ah (At-Taubah) itu pada
	musim haji saja - menurut suatu sumber  yang  sudah  disetujui
	melainkan   juga   sesudah   itu   pun  dibacakannya  pula  di
	rumah-rumah mereka - demikian sumber-sumber lain  menyebutkan.
	Kalau  orang membaca bagian-bagian permulaan Surat Bara'ah ini
	lalu diulang membacanya dan  diteliti  dengan  seksama,  orang
	akan  merasakan  sekali  bahwa itulah dasar ideal dalam bentuk
	yang  paling  jelas  bagi  setiap  negara  yang  baru  tumbuh.
	Turunnya  Surah  Bara'ah  ini  secara  keseluruhan  ialah pada
	ekspedisi terakhir yang dilakukan Nabi. Setelah penduduk Tatif
	datang  menyatakan  diri  sebagai  keluarga  agama  baru  ini,
	setelah seluruh Hijaz berikut Tihama dan Najd bernaung dibawah
	bendera  Islam,  dan  setelah  sebagian  besar kabilah-kabilah
	selatan semenanjung menyatakan diri  tunduk  kepada  Muhammad
	dan  bergabung  kedalam  ajaran agamanya. ketika itulah tampak
	hikmah sejarah turunnya ayat-ayat yang mengatur  dasar  negara
	ideal  sampai pada waktu itu. Supaya negara menjadi kuat, maka
	ia harus mempunyai suatu ideologi  ideal  yang  umum  sifatnya
	dapat  dijadikan  keyakinan masyarakat dan semua bersedia pula
	membelanya dengan segala  kekuatan  dan  kemampuan  yang  ada.
	Dalam  hal  ini  mana pula ada suatu ideologi yang lebih besar
	daripada  keimanan  kepada  Allah  Yang  Maha  Esa  dan  tidak
	bersekutu.  Dan  ideologi  yang  mana  pula  yang  lebih besar
	pengaruhnya dalam jiwa manusia daripada suatu kesadaran  bahwa
	ia  merasa  dirinya  berhubungan  dengan  Alam  dengan  segala
	manifestasinya  yang  paling  tinggi.  Tak  ada   yang   dapat
	menguasai  dirinya  selain  Allah  dan  hanya Allah pula dapat
	mengawasi hati nuraninya. Apabila  ada  orang  yang  menentang
	ideologi umum yang harus menjadi dasar negara ini, maka mereka
	itu ialah orang-orang fasik, orang-orang yang mau  menyebarkan
	benih-benih pergolakan perang saudara dan fitnah yang merusak.
	Oleh karena itu, terhadap orang-orang semacam itu tidak  boleh
	ada  suatu  perjanjian.  Negara  harus memerangi mereka. Kalau
	pembangkangan mereka terhadap ideologi umum itu bersifat  liar
	dan  tak  terkemudikan,  mereka  harus diperangi sampai mereka
	tunduk.  Kalau  pembangkangannya  terhadap  ideologi  bersifat
	tidak liar dan dapat dikendalikan - seperti halnya dengan Ahli
	Kitab - maka mereka wajib  membayar  jizyah  dengan  taat  dan
	patuh pada peraturan yang berlaku.

	Dari  tinjauan  kita  mengenai  arti ayat-ayat Surah At-Taubah
	yang sudah kita baca itu, dari  segi  sejarah  dan  sosiologi,
	tentu  akan  mengantarkan  kita  pada  penilaian itu juga. Dan
	setiap orang yang jujur dan beritikad baik, akan  kesana  pula
	penilaiannya.   Akan  tetapi,  mereka  yang  telah  memberikan
	tanggapan kepada Rasul dengan cara yang sudah melampaui  batas
	itu,  akan  meninggalkan  tinjauan  demikian  ini. Mereka akan
	menafsirkan ayat dalam Surah At-Taubah yang sudah begitu jelas
	dan  kuat  itu dengan mengatakan, bahwa hal itu akan mendorong
	orang jadi fanatik, yang sudah tidak sesuai lagi  dengan  jiwa
	toleransi  peradaban  dewasa  ini; akan mendorong orang supaya
	mengejar dan membunuh  orang-orang  musyrik  dimana  saja  ada
	orang-orang  yang  beriman  - tanpa mengenal ampun dan kasihan
	lagi, juga mendorong orang membuat  undang-undang  atas  dasar
	tirani.
 
	Demikian   inilah   kata-kata  yang  sering  kita  baca  dalam
	buku-buku  kaum  Orientalis.  Kata-kata  ini  sangat   menarik
	pikiran  orang  yang memang belum matang dalam masalah-masalah
	kritik sosial dan sejarah,  dalam  kalangan  Muslimin  sendiri
	sekali  pun.  Kata-kata  demikian  itu  sebenarnya sama sekali
	tidak sesuai  dengan  kenyataan  sejarah,  juga  tidak  sesuai
	dengan  kenyataan  sosial.  Hal inilah - yang dalam penafsiran
	mereka mengenai Surah At-Taubah seperti  yang  kita  sebutkan,
	dan   yang   serupa   itu  pula  yang  banyak  terdapat  dalam
	surah-surah lain dalam Qur'an yang menyebabkan  orang  membuat
	suatu  penafsiran  yang  sama  sekali  tak dapat diterima oleh
	logika dan kenyataan dalam sejarah  Rasul,  juga  bertentangan
	dengan  rangkaian sejarah hidup Nabi Besar itu sejak ia diutus
	Allah  membawa  agama  ini  sampai  ia  berpulang  kembali  ke
	rahmatullah.

	Untuk  menjelaskan  hal  ini,  baik  juga  kalau kita bertanya
	mengenai dasar ideal peradaban  yang  berlaku  sekarang,  lalu
	kita  bandingkan  dengan  dasar ideal seperti yang dibawa oleh
	Muhammad itu. Dasar ideal peradaban yang  berlaku  dewasa  ini
	ialah  kebebasan  berpikir yang tidak terbatas, dan hanya cara
	menyatakannya dibatasi  dengan  undang-undang.  Dan  kebebasan
	berpikir  inilah  yang  lalu  dijadikan  suatu  ideologi, yang
	dibela orang dan bersedia ia berkorban untuk itu. Ia  berjuang
	dan  berperang  mati-matian  hendak  mewujudkan  hal  itu, dan
	menganggap semua itu sebagai kejayaan yang  patut  dibanggakan
	oleh  setiap  generasi,  dan  dibanggakan  juga  terhadap masa
	lampau Karena itu pulalah Orientalis-orientalis  seperti  yang
	kita sebutkan itu berkata:
 
	"Ajaran  Islam  yang  hendak  memerangi  orang  yang tidak mau
	beriman kepada Tuhan dan  Hari  Kemudian,  ialah  ajaran  yang
	menyuruh  orang  jadi  fanatik.  Sebenarnya  ini  bertentangan
	dengan kebebasan berpikir."
 
	Ini  suatu  pemalsuan  yang  memalukan,  apabila  kita   sudah
	mengetahui  bahwa  nilai  pikiran itu terletak pada ajaran dan
	perbuatannya.  Islam  tidak  menyuruh  menentang   orang-orang
	musyrik  penduduk semenanjung itu, kalau saja mereka patuh dan
	tidak  mengajak  orang  melakukan  syirik  dan  menyuruh  pula
	melaksanakan  upacaranya.  Peradaban yang sedang berkuasa (the
	ruling culture) sekarang, dalam memerangi pikiran-pikiran yang
	berlawanan   dengan   situasi   ideologi  itu  sudah  melebihi
	perlawanan kaum Muslimin terhadap  orang-orang  musyrik.  Juga
	peradaban  yang  berkuasa sekarang ini seribu kali lebih jahat
	dibandingkan dengan jizya yang  berlaku  terhadap  orang  yang
	dianggap Ahli Kitab itu.

	Sengaja  disini kita tidak akan mengambil contoh kejadian dulu
	ketika terjadi gerakan pemberantasan perdagangan budak-belian,
	sekali  pun  mereka  yang  bekerja dalam perdagangan ini yakin
	sekali bahwa hal itu tidak dilarang. Kita tidak mengambil  ini
	sebagai  contoh,  supaya  jangan  ada yang berkata, bahwa kita
	bukan tidak menyetujui adanya perdagangan semacam itu meskipun
	Islam tidak menyuruh lebih daripada memberantas apa yang tidak
	disetujuinya itu. Sebaliknya Eropa sekarang, Eropa yang  punya
	peradaban  yang  sedang  berkuasa  itu,  dengan  dibantu  oleh
	Amerika, oleh  kekuatan-kekuatan  bersenjata  di  Asia  bagian
	selatan   dan   Timur   Jauh,  telah  pula  memerangi  gerakan
	bolsyevisma  (komunisma),   dan   bersedia   berperang   terus
	mati-matian.  Kami di Mesir ini pun bersedia pula bersama-sama
	dengan  peradaban  yang  sedang  berkuasa  ini  memerangi  dan
	memberantas  bolsyevisma,  meskipun  dalam hal ini bolsyevisma
	tidak lebih  dari  suatu  gagasan  ekonomi  yang  mau  melawan
	gagasan  lain  yang dianut oleh peradaban yang sedang berkuasa
	sekarang itu. Adakah  seruan  Islam  yang  hendak  memberantas
	orang-orang  syirik  yang  telah  melanggar  perjanjian  Tuhan
	setelah  disahkan  itu  sebagai  suatu  seruan   biadab   yang
	menganjurkan  fanatisma  dan  antikebebasan? Sebaliknya seruan
	yang  hendak  memberantas  bolsyevisma  yang  merusak  susunan
	masyarakat  itu,  dalam  peradaban  yang  sedang  berkuasa ini
	dipandang sebagai seruan yang menganjurkan kebebasan  berpikir
	dan berideologi dan patut dihormati?
 
	                                   			Next >>>
 
	---------------------------------------------
	S E J A R A H    H I D U P    M U H A M M A D
 
	oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
	diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
 
	Penerbit PUSTAKA JAYA
	Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
	Cetakan Kelima, 1980
 
	Seri PUSTAKA ISLAM No.1