Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

oleh Muhammad Husain Haekal

 [ Index ]

	KOTBAH 'ARAFAT
 
	Di Namira, sebuah  desa  sebelah  timur  'Arafat,  telah  pula
	dipasang  sebuah  kemah  buat  Nabi,  atas permintaannya. Bila
	matahari sudah tergelincir, dimintanya untanya al-Qashwa,  dan
	ia  berangkat lagi sampai di perut wadi di bilangan 'Urana. Di
	tempat itulah manusia dipanggilnya, sambil ia  masih  di  atas
	unta,  dengan  suara  lantang;  tapi  sungguhpun  begitu masih
	diulang oleh Rabi'a b. Umayya b. Khalaf.  Setelah  mengucapkan
	syukur  dan puji kepada Allah dengan berhenti pada setiap anak
	kalimat ia berkata,
 
	    "Wahai manusia sekalian!5 perhatikanlah kata-kataku ini!
	    Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam
	    keadaan seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan
	    kamu sekalian.
	    
	    "Saudara-saudara!5 Bahwasanya darah kamu dan harta-benda
	    kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini
	    dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu
	    sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti kamu akan menghadap
	    Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggung-jawaban
	    atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini!
	    
	    "Barangsiapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat
	    itu kepada yang berhak menerimanya.
	    
	    "Bahwa semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu
	    berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat
	    aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu
	    teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi
	    ada riba dan bahwa riba 'Abbas b. 'Abd'l-Muttalib semua
	    sudah tidak berlaku.
	    
	    "Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak
	    berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang
	    kuhapuskan ialah darah Ibn Rabi'a bin'l Harith b.
	    'Abd'l-Muttalib!
	    
	    "Kemudian daripada itu saudara-saudara.5 Hari ini nafsu
	    setan yang minta disembah di negeri ini sudah putus buat
	    selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turutkan dia walau
	    pun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti
	    merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan
	    senanglah dia. Oleh karena itu peliharalah agamamu ini
	    baik-baik.
	    
	    "Saudara-saudara.5 Menunda-nunda berlakunya larangan
	    bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu
	    orang-orang kafir itu tersesat. Pada satu tahun mereka
	    langgar dan pada tahun lain mereka sucikan, untuk
	    disesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Tuhan.
	    Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan
	    Allah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan.
	    
	    "Zaman itu berputar sejak Allah menciptakan langit dan
	    bumi ini. Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada
	    duabelas bulan, empat bulan di antaranya ialah bulan
	    suci, tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab itu
	    antara bulan Jumadilakhir dan Sya'ban.
	    
	    "Kemudian daripada itu, saudara-saudara.5 Sebagaimana
	    kamu mempunyai hak atas isteri kamu, juga isterimu sama
	    mempunyai hak atas kamu. Hak kamu-atas mereka ialah
	    untuk tidak mengijinkan orang yang tidak kamu sukai
	    menginjakkan kaki ke atas lantaimu, dan jangan sampai
	    mereka secara jelas membawa perbuatan keji. Kalau sampai
	    mereka melakukan semua itu Tuhan mengijinkan kamu
	    berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul
	    mereka dengan suatu pukulan yang tidak sampai
	    mengganggu. Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu,
	    maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada
	    mereka dengan sopan-santun. Berlaku baiklah terhadap
	    isteri kamu, mereka itu kawan-kawan yang membantumu,
	    mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu
	    mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan
	    mereka dihalalkan buat kamu dengan nama Tuhan.
	    
	    "Perhatikanlah kata-kataku ini, saudara-saudara5 Aku
	    sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang sudah jelas
	    kutinggalkan ditangan kamu, yang jika kamu pegang teguh,
	    kamu takkan sesat selama-lamanya - Kitabullah dan Sunnah
	    Rasulullah.
	    
	    "Wahai Manusia sekalian!5 Dengarkan kata-kataku ini dan
	    perhatikan! Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim
	    adalah saudara buat Muslim yang lain, dan kaum Muslimin
	    semua bersaudara. Tetapi seseorang tidak dibenarkan
	    (mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan
	    senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu
	    menganiaya diri sendiri.
	    
	    "Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?"
 
	Sementara Nabi mengucapkan itu  Rabi'a  mengulanginya  kalimat
	demi   kalimat,   sambil   meminta  kepada  orang  banyak  itu
	menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi  juga  menugaskan  dia
	supaya  menanyai  mereka  misalnya:  Rasulullah bertanya "hari
	apakah ini?" Mereka menjawab: Hari Haji Akbar!  Nabi  bertanya
	lagi:
 
	    "Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu
	    oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci,
	    sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan."
 
	Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi:
 
	    "Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!"
 
	Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: "Ya!"
 
	Lalu katanya:
 
	    "Ya Allah, saksikanlah ini!"
 
	Selesai Nabi mengucapkan pidato ia  turun  dari  al-Qashwa'  -
	untanya  itu.  Ia  masih  di tempat itu juga sampai pada waktu
	sembahyang lohor dan asar. Kemudian  menaiki  kembali  untanya
	menuju  Shakharat.  Pada  waktu  itulah  Nahi  a.s. membacakan
	firman Tuhan ini kepada mereka:
 
	    "Hari inilah Kusempurnakan agamamu ini untuk kamu
	    sekalian dengan Kucukupkan NikmatKu kepada kamu, dan
	    yang Kusukai Islam inilah menjadi agama kamu."
	    (Qur'an, 5: 3)
 
	Abu Bakr ketika mendengarkan ayat itu ia menangis, ia  merasa,
	bahwa  risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya
	Nabi hendak menghadap Tuhan.
 
	Setelah  meninggalkan  Arafat  malam  itu  Nabi  bermalam   di
	Muzdalifa.  Pagi-pagi  ia bangun dan turun ke Masy'ar'l-Haram.
	Kemudian  ia  pergi  ke  Mina  dan  dalam  perjalanan  itu  ia
	melemparkan  batu-batu  kerikil. Bila sudah sampai di kemah ia
	menyembelih 63 ekor unta, setiap seekor unta untuk satu  tahun
	umurnya,  dan  yang  selebihnya  dari jumlah seratus ekor unta
	kurban  yang  dibawa  Nabi  sewaktu  keluar  dari  Medinah   -
	disembelih   oleh  Ali.  Kemudian  Nabi  mencukur  rambut  dan
	menyelesaikan ibadah hajinya.
 
	Dengan selesainya ibadah haji ini, ada orang yang menamakannya
	'Ibadah  haji  perpisahan'  yang lain menyebutkan 'ibadah haji
	penyampaian' ada lagi yang mengatakan  'ibadah  haji  Islam.'6
	Nama-nama   itu  memang  benar  semua.  Disebut  'ibadah  haji
	perpisahan' karena ini yang penghabisan kali Muhammad  melihat
	Mekah  dan  Ka'bah.  Dengan  'ibadah haji Islam,' karena Tuhan
	telah  menyempurnakan  agama  ini  kepada  umat  manusia   dan
	mencukupkan  pula nikmatNya. 'Ibadah haji penyampaian' berarti
	Nabi telah menyampaikan kepada umat  manusia  apa  yang  telah
	diperintahkan  Tuhan  kepadanya.  Tiada  lain  Muhammad  hanya
	memberi  peringatan  dan   pembawa   berita   gembira   kepada
	orang-orang beriman.
 
	Catatan kaki:
 
	 5 Aslinya Ayyuhan-nas, harfiah: "Wahai manusia!" (A).
	   
	 6 Yakni 'Hijjat'l-Wada', 'hijjat'l-balagh' dan
	   'hijjat'l-Islam , (A).
 
	---------------------------------------------
	S E J A R A H    H I D U P    M U H A M M A D
 
	oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
	diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
 
	Penerbit PUSTAKA JAYA
	Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
	Cetakan Kelima, 1980
 
	Seri PUSTAKA ISLAM No.1