[ Sebelum Makan | Ketika Makan | Sesudah Makan | Jamuan Bersama]
|
(Disadur
dari kitab Ihya 'Ulumiddin, Imam Al Ghazali rah.)
Adab-adab
ketika makan adalah:
Dimulai dengan membaca Bismillah pada permulaannya dan dengan
Alhamdulillah pada akhirnya. Kalau dibacakan Bismillah pada tiap-tiap suap
itu adalah lebih baik. Sehingga orang yang rakus tidak lupa dari mengingati
Allah SWT. Dibacakan pada suap pertama Bismillah, pada suap kedua
Bismillahirrahman, dan pada suap ketiga Bismillahirrahmaanirrahiim. Dan
hendaklah dikeraskan membacanya, supaya mengingati orang lain.
Makan dengan tangan kanan.
Dimulai dengan garam dan disudahi dengan garam.
Dikecilkan suap, diperbagus pengunyahannya.
Selama belum ditelannya suap itu, tangan tidak diulurkan untuk mengambil suap yang lain. Karena cara demikian adalah tergesa-gesa pada makan.
Jangan mencaci makanan.
Adalah Rasulullah SAW tidak pernah memburukkan sesuatu makanan. Apabila
berkenan, dimakannya. Apabila tidak, ditinggalkannya (Al-Bukhari &
Muslim dari Abu Hurairah).
Hendaklah dimakan yang dekat padanya, kecuali buah-buahan, maka ia
bolehlah ia mengulurkan tangan pada buah-buahan tersebut.
Bersabda Nabi SAW,”Makanlah yang mendekati kamu” ( Al-Bukhari dan
Muslim dari Umar bin Abi Salmah).
Jangan dimakan dari tengah piring dan dari tengah hidangan. Tetapi
dimakan dari tepi (keliling) roti, kecuali roti itu sedikit, maka dipecahkan
saja dan tidak dipotong dengan pisau. Dan juga daging itu tidak dipotong.
Telah dilarang oleh nabi SAW dari yang demikian, dengan sabdanya,”Gigitlah
daging itu”. Dan tidaklah diletakkan atas roti itu piring dan lainnya,
kecuali sesuatu dimana roti itu dimakan dengannya.
Bersabda Nabi SAW,”Muliakanlah roti karena Allah Ta’ala menurunkannya
dari keberkatan langit.”
Jangan disapu tangan dengan roti. Dan bersabda Nabi SAW,”Apabila
jatuh suapan seseorang dari kamu, maka hendaklah diambilnya! Dan hendaklah
dibuang kotoran-kotoran yang ada padanya dan janganlah suapan yang jatuh itu
ditinggalkan untuk syaitan! Dan janganlah disapu tangannya dengan saputangan,
sebelum dijilati jari-jarinya. Karena ia tidak tahu, pada makanan yang mana
terdapat keberkatan.” (Ahmad dari Ibnu Abbas).
Makanan panas tidak boleh dihembus. Hal ini dilarang. Tetapi mesti
bersabar hingga mudah memakannya.
Dan jika dimakan tamar (kurma) yang ganjil jumlahnya yaitu tujuh
atau sebelas atau duapuluh satu atau yang kebetulan dapat. Dan jangan
dikumpulkan antara tamar dan bijinya pada satu tempat. Dan jangan
dikumpulkan pada telapak tangan, tetapi bijinya diletakkan diatas punggung
tapak tangannya, kemudian dicampakkan. Begitu juga segala yang berbiji dan
yang bersisa yang tidak dapat dimakan. Dan hendaklah makanan yang tidak baik
dan tidak dimakan diletakkan bersama sisa yang tidak dimakan. Sehingga tidak
meragukan yang lain, lalu termakan nanti.
Tidak banyak minum ketika sedang makan, kecuali tersangkut dari
suap makanan pada lehernya, atau karena sangat haus.
Ketika minum, maka adabnya adalah mengambil gelas dengan tangan
kanan seraya membaca,:Bismillah. Dan diminumnya dengan pelan-pelan sambil
bernapas ( dengan menghisap) dan jangan diminum tanpa bernapas. Karena
sesungguhnya penyakit jantung itu dari meminum air tanpa bernapas (Abu
Mansur Ad-Dailami dari Anas).
Jangan minum ketika sedang berdiri atau berbaring, karena Nabi SAW
melarang minum sambil berdiri (Muslim, dari Anas, Abi Sa’id, dan Abu
Hurairah).
Kendi dan tiap-tiap yang diedarkan kepada orang banyak, hendaklah
diedarkan ke pihak kanan. “Sesungguhnya Rasulullah SAW meminum susu,
Abubakar ra dikirinya, seorang Arab desa dikanannya, dan Umar setentang
dengan Nabi SAW. Maka berkata Umar ra,”Berikan kepada Abubakar!” Lalu
Arab desa itu mengambilnya dan Nabi SAW lalu bersabda: “Minum dari kanan
terus ke kanan!” (Al-Bukhari dan Muslim dari Anas)
Air diminum pada tiga napas, dimana memuji Allah pada akhir nafas
itu dan membaca Bismillah pada awalnya. Dibaca pada akhir napas pertama
Alhamdulillah, pada akhir napas kedua ditambahkan Rabbil 'amiin, dan pada
akhir nafas ketiga ditambahkan Arrahmaanirrahiim”
Ketika meminum susu membaca,"Allahumma baariklanaa fiimaa razaqtana wa dzidnaa minhu (Wahai Allah Tuhanku! Berilah kepada kami keberkatan mengenai apa yang telah Engkau berikan rezeki kepada kami, dan tambahkanlah kepada kami daripadanya)."
Ketika meminum selain susu membaca,"Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa'rzuqna khairan minhu (Wahai Allah Tuahnku! Berilah kami keberkatan mengenai apa yang Engkau berikan rezeki kepada kami dan berikanlah rezeki kepada kami yang lebih baik lagi daripadanya)."