Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

oleh Muhammad Husain Haekal

 [ Index | Bag. 1 | Bag. 2 | Bag. 3  | Bag. 4 | Bag. 5 ]

BAGIAN KEENAM: CERITA GHARANIQ                         (1/5)
 
------------------------------------------------------------
Kembalinya mereka yang hijrah ke Abisinia  -  Gharaniq  yang
luhur  -  Orientalis-orientalis  bertahan  pada cerita ini -
Pegangan mereka dalam hal ini - Lemahnya pegangan tersebut -
Cerita yang nyata-nyata dusta ini dibantah oleh penyelidikan
ilmiah
------------------------------------------------------------

KAUM Muslimin yang hijrah ke Abisinia  tinggal  selama  tiga
bulan  di  sana. Sementara itu Umar ibn'l-Khattab sudah pula
masuk Islam. Setelah para  pengungsi  ini  mengetahui  bahwa
pihak Quraisy sudah mulai surut dari mengganggu Muhammad dan
pengikut-pengikutnya - setelah Umar masuk  Islam  -  menurut
sebuah  sumber, banyak diantara mereka itu yang kembali, dan
sumber lain mengatakan semua mereka itu  kembali  ke  Mekah.
Tetapi  setelah  mereka  sampai  di  Mekah,  ternyata  pihak
Quraisy kembali menyiksa kaum Muslimin, bahkan  lebih  keras
lagi  dari pada yang pernah dialami kaum pengungsi itu dulu.
Sebahagian mereka ada yang kembali  ke  Abisinia,  ada  pula
yang   memasuki   Mekah   atau   di   dekat-dekatnya  dengan
sembunyi-sembunyi. Konon katanya, bahwa mereka yang  kembali
itu  membawa  pula  sejumlah  kaum  Muslimin  dan mereka ini
tinggal  di  Abisinia  sampai  sesudah  Hijrah  dan  sesudah
keadaan Muslimin di Medinah jadi lebih stabil.
 
Apa  pula motif yang mendorong kaum Muslimin di Abisinia itu
kembali sesudah  tiga  bulan  mereka  tinggal  di  sana?  Di
sinilah  munculnya  cerita  gharaniq itu yang dilangsir oleh
Ibn Sa'd dalam At-Tabaqat'l-Kubra dan oleh  At-Tabari  dalam
Tarikh'r-Rusul-wal-Muluk,  yang  juga  sama  dilangsir  oleh
ahli-ahli  tafsir  kalangan  Muslimin  dan   penulis-penulis
sejarah   Nabi,   dan  lalu  diambil  pula  oleh  sekelompok
Orientalis-orientalis yang dalam  sekian  lama  oleh  mereka
tetap dipertahankan.

Adapun timbulnya cerita gharaniq itu ialah, setelah Muhammad
melihat pihak Quraisy menjauhinya dan sahabat-sahabatnya  di
siksa.  Ia  berharap-harap sambil mengatakan: Coba aku tidak
mendapat  perintah  apa-apa  yang  kiranya  akan  menjauhkan
mereka  dari  aku.  Ia  mengumpulkan  golongannya dan mereka
bersama-sama pada suatu hari duduk-duduk dalam sebuah tempat
pertemuan di sekitar Mekah. Kepada mereka dibacakannya Surah
An-Najm sampai pada firman Allah:  "Adakah  kamu  perhatikan
Lat  dan  'Uzza.  Dan  itu  Manat,  ketiga,  yang terakhir?"
(Qur'an, 53:19-20) Sesudah itu lalu dibacakannya pula:  "Itu
gharaniq    yang   luhur,   perantaraannya   sungguh   dapat
diharapkan."
 
Kemudian ia meneruskan membaca Surah itu  seluruhnya  sampai
pada  akhirnya  ia sujud. Ketika itu semua orang ikut sujud,
tak  ada  yang   ketinggalan.   Pihak   Quraisy   menyatakan
kepuasannya atas apa yang telah dibaca Muhammad itu.
 
Kata  mereka:  "Kami tahu sudah bahwa Allah itu menghidupkan
dan mematikan, menciptakan dan memberi rejeki.  Tetapi  dewa
kami  ini  menjadi  perantara kami kepadaNya. Kalau ternyata
dia juga kauberi tempat, maka kamipun setuju dengan kau."
 
Dengan demikian hilanglah perselisihan  dengan  mereka  itu.
Peristiwa  tersebut  lalu  tersebar  di kalangan umum hingga
sampai juga ke Abisinia. Pihak  Muslimin  lalu  berkata:  Di
sana  ada  keluarga-keluarga  dekat  kami  yang  sangat kami
cintai. Lalu merekapun pulang kembali. Apabila  pada  tengah
hari  mereka  sampai  ke  dekat  Mekah mereka bertemu dengan
rombongan kafilah Kinana  yang  lalu  dan  rombongan  itupun
menjawab:  Ia  menyebutkan  dewa-dewa mereka dengan baik dan
merekapun  lalu  mengikutinya.  Kemudian  ia  berbalik  lagi
mencela  dewa-dewa mereka itu dan merekapun lalu memusuhinya
lagi. Perbuatan mereka itu dibicarakan oleh pihak  Muslimin.
Tidak  tahan  lagi mereka ingin menemui keluarga, dan mereka
lalu memasuki Mekah.
 
Sebabnya  maka  Muhammad  berbalik  tidak  mau   menyebutkan
dewa-dewa Quraisy dengan baik - menurut beberapa sumber yang
mencatat berita ini - ialah karena ia sudah tidak tahan atas
ucapan  Quraisy: "Kalau ternyata dewa-dewa kami juga kauberi
tempat, maka kami pun setuju dengan kau," dan karena  ketika
dia sedang duduk-duduk di rumahnya hingga sore Jibril datang
dan bertanya:
 
"Aku membawakan  dua  anak  kalimat  ini  kepadamu?"  dengan
menunjuk  kepada  "Itu  gharaniq  yang luhur, perantaraannya
dapat diharapkan."
 
Muhammad pun menjawab: "Aku mengatakan  sesuatu  yang  tidak
dikatakan oleh Allah."
 
Kemudian Allah mewahyukan:
 
"Dan  hampir-hampir saja mereka itu menggoda kau tentang apa
yang sudah Kami wahyukan kepadamu, supaya  engkau  mau  atas
nama Kami memalsukannya dengan yang lain."
 							Next >>>

         
S E J A R A H    H I D U P    M U H A M M A D
  oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
  diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
  Penerbit PUSTAKA JAYA
  Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
  Cetakan Kelima, 1980
  Seri PUSTAKA ISLAM No.1